Hy guys ...
WELCOME to Trixibellenoxnews ..
Here you can read the articles is quite good.
hopefully with the existence of this blog, can be more beneficial for us all.
hopefully in this blog, we fun .
and we will give you the best .. Ok .. :D

Jumat, 18 Maret 2011

"GARUDA Cacat ? Haruskah di Buang ?"

Kenapa judulnya Garuda Cacat, haruskah dibuang?. Analogi ini saya berikan kepada negeri tercinta kita semua,Indonesia. Kenapa?. Metafora tersebut terlintas di pikiran saya setelah beberapa hari mulai rajin menjadi BlogLang (Blogger Petualang). Disitus – situs berita ternama, blog – blog ternama dan blog – blog copas, kebanyakan antusias membahas tentang betapa ancornya (translate = Hancurnya) Indonesia sekarang ini dengan berbagai kejadian negatif dan semi-memalukan sebagian besar penduduk Tanah air. Sebut saja kasus Gayus, kisruh PSSI, mafia hukum, kontroversi penistaan Agama, pengekangan kebebasan pers, musik plagiat, publik figur terjerat narkoba dan sederet berita yang memampang wajah suram nusantara beberapa waktu belakangan. Komplit-lah sudah jejeran masalah yang membuat saya melabelkan negeri ini sekarang sebagai Garuda cacat.
“Terus setelah kita mengetahui bahwa Garuda sekarang telah cacat, apakah kita harus membuangnya?”.
Ironi tersebut muncul dalam beberapa tulisan (yang membahas masalah – masalah tadi) di internet, yang seperti merasa caparuni (merasa jijik) dengan keadaan bangsa seperti sekarang ini. Tanpa memberikan solusi, tulisan – tulisan tersebut men-judge bahwa negeri ini sudah jatuh kedalam lubang kesengsaraan, tidak akan bisa menjadi negara maju, atau bahkan lebih ekstrim lagi menyebut bahwa negeri ini sudah mati.
Saya jadi teringat dengan beberapa hal yang terjadi dimasa lalu, dimana istilah nasionalisme kerap kali dipakai untuk menggambarkan suasana anak – anak negeri pada saat itu. Ketika Indonesia dijuluki Macan Asia pada saat pemerintahan (Alm) Soeharto, ketika 1946 Indonesia membantu India dengan mengirimkan bahan pangan, ketika Indonesia bertahan pada resesi global 2007, ketika Liem Swie King dan Rudy Hartono menciptakan all-Indonesian Final pada kejuaraan bulutangkis All-England 1976 dan mungkin yang teranyar ketika Indonesia melumat timnas Malaysia 5 – 1 di penyisihan piala AFF tahun lalu (meskipun difinal Indonesia harus kalah).

Semua momen tadi digadang – gadang membangkitkan rasa Nasionalisme yang tinggi dan membuat sang Garuda terbang tinggi diatas angkasa. Namun sekali lagi, ketika sang Garuda tertunduk lesu dan tak berdaya, semua orang yang memujanya dulu, berbalik  mencercanya. Come on Guys!. Inikah perlakuan kita sebagai manusia yang beradab dengan membuang sesuatu yang sudah habis manisnya? Mungkin kita semua rakyat Indonesia harus lebih banyak mengintrospeksi diri apakah kita layak untuk men-judge negara ini sebagai negara yang “tidak bisa apa – apa”. Tidak sadarkah bahwa kita adalah burung – burung kecil yang sudah dinaungi oleh sang Garuda yang perkasa terbang melintasi langit yang sangat luas dan panjaha (jahat / kejam) ini? Satu solusi yang terbaik adalah bahwa sekarang gantian kita semua membantu mengobati sang Garuda agar bisa sembuh dan kembali bisa mengepakkan sayapnya di langit bebas. Mengutip dari salah satu pidato terkenal mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, sebuah kutipan yang buat saya pribadi sangat menyentil dan membangkitkan rasa nasionalisme saya ;
“ask not what your country can do for you – ask what you can do for your country.”
(Bertanya bukan apa yang negaramu bisa lakukan / berikan untukmu – bertanyalah apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu)
— John F. Kennedy, 20 Januari 1961
Mungkin quote ini cocok untuk rakyat Indonesia sekarang yang terus mengharapkan agar Indonesia bisa lebih membanggakan lagi. Jangan buat seperti Indonesia kembali dijajah, namun oleh diri kita sendiri. Seperti kutipan “Tidak ada manusia yang sempurna” begitu juga sebuah negara tidak ada yang sempurna, meski begitu Aku masih tetap bangga menjadi dan mengaku orang Indonesia karna satu alasan.

We LOVE INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar